https://pjok2rdk.blogspot.com/
Pengertian Sepak Bola dan Sejarah Sepak Bola
Apa itu sepak bola? Sepak Bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan (berlari) menyepak bola untuk diperebutkan di antara pemain-pemain (team/kelompok). Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola. Di dalam memainkan bola, setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota tubuh kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang (Kiper/GK) yang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan di daerah gawang. Sepak bola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu terdiri dari 11 pemain. Permainan sepak bola dimainkan dalam dua babak (2x45 menit) dengan waktu istirahat 10 menit di antara dua babak tersebut.
Sejarah sepak bola
Dapat kita telusuri dengan melihat peninggalan-peninggalan sejarah. Kita mengenal beberapa sebutan sepak bola. Pada zaman Cina Kuno semasa pemerintahan Dinasti Han, sepak bola dikenal dengan istilah tanchu. Di Italia pada zaman Romawi dikenal sebagai hospartun, di Prancis yang selanjutnya menyebar ke Normandia dan Britania (Inggris), dikenal dengan choule. Di Yunani Kuno dikenal istilah epishyros dan di Jepang dikenal istilah Kemari.
Pada tanggal 26 Oktober1863 didirikan sebuah badan yang disebut "English Football Assosiation". Kemudian tanggal 8 Desember 1863 lahirlah peraturan permainan sepak bola modern yang disusun oleh badan tersebut yang dalam perkembangannya mengalami perubahan. Atas inisiatif Guerin (Prancis) pada tanggal 21 Mei 1904 berdirilah federasi sepak bola Internasional dengan nama "Federation International de Football Assosiation" (FIFA). Atas inisiatif Julies Rimet pada tahun 1930 diselenggarakan kejuaraan dunia sepak bola pertama di Motevideo, Urugay Kejuaraan sepak bola dunia diadakan 4 tahun sekali. Di Indonesia sendiri, pada tanggal 19 April 1930 dibentuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta dengan dukungan seluruh bond-bond. Pengurus PSSI pertama kali diketuai oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo. Mulai tahun 1966 diadakan kejuaraan sepak bola tingkat taruna remaja dengan nama "Piala Soeratin" (Soeratin Cup).
Sekian uraian tentang Pengertian & Sejarah Sepak Bola dari saya, terimakasih, semoga bermanfaat.
FAKTOR-FAKTOR KESUKSESAN DALAM OLAHRAGA SEPAK BOLA
Dari pengalaman penulis baik sebagai pemain maupun pelatih. Ada beberapa faktor yang menentukan kesuksesan seorang pemain didalam usahanya untuk menjadi seorang pemain sepak bola yang terampil. Sedangkan Factor-faktor kesuksesan tersebut adalah:
A. Faktor Genetik
Ilmu genetika atau penelitian ilmiah mengenal perwarisan genes dari satu generasi kegenarasi berikut nya mengajarkan bahwa kemampuan fisisk dan postur tubuh seseorang banyak dipengaruhi oleh warisan genes dari orangtuanya .dengan demikian postur tubuh yang kelewat kecil ataupun besar dapat berpengaruh buruk Terhadap Keterampilan seseorang bermain bola. Apa bila seorang pemain berpostur tubuh sangat kecil, maka ia akan mudah mengalami kesulitan menjangkau bola-bola atas dan sebagainya. Dilain piha, apabila pemain terlalau tinggi maka ia akan kesulitan bergerak dengan lincah, sulit menguasai teknik individu dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, penulis sendiri memiliki tinggi badan 191 cm. ditinjau dari sisi bermain hal ini tentu tidak mendukung. Apabila pemain lain hanya membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk menguasai trik tertentu, penulis membutuhkan waktu dan kemauan yang lebih. Sebaliknya, pemain Indonesia pada umumnya merasa tinggi badanya kurang mendukung Karena berpostur pendek. Perkenankan penulis untuk membesarkan hati anda. Banyak pemain kelas dunia yang berpostur pendek.Romario, misalnya. Penyerang tersubur Berajil sepanjang sejarah bersama Pele ini memiliki tinggi badan yang sangat pendek. Begitu juga dengan Diego Maradona, Owen, Haessler berpostur tubuh pendek. Littbarski dan Haessler berpostur begitu pendek sampai-sampai Franz Beckenbauer, pelatih Jerman di piala dunia 1990, berkelakar : “Littbarski dan Haessler sudah pasti tidak sekamar. Kalau mereka satu kamar, siapa nanti yang bisa meraih ganggang pintu kamar?”
B. Faktor Kedisiplinan
Faktor ini adalah factor terpenting dalam perkembangan seorang pemain. Tanpa kemauan untuk memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi didalam berlatih dan menerapkan latihan / ajaran yang diberikan, tidak mungkin seorang pemain bisa mencapai potensinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan antara lain:
a. Kulturatau budaya bangsa
sebagian bangsa-bangsa dunia berwatak keras dan memiliki naluri disiplin yang tinggi, sementara sebagian lainnya tidak memiliki sejarah kedisiplinan yang tinggi. Inggris, Jerman, Swedia, Norwegia, misalnya, tergolong sukses dikancah sepak bola internasional antara lain karena sebagian besar warganyaberdisiplin tinggi.
b. Didikan orang tua
enggan tidaknya seseorang menjungjung tinggi disiplin juga tergantung didikan orangtua. Bentuk pendidikan kedisipllinan yang diterapkan semasa kecil sangat berpengaruh terhadap kemauan pemain menjalankan latihan dengan tekun dan serius.
c. Pengaruh lingkungan
Selain orangtua, masioh ada orang-orang lain di sekitar pemain yang sangat berpengaruh terhadap seberapa jauh tingkat kedisiplinan yang dimiliki. Teman, saudara, guru, rohaniawan, jjuga pelatih berpengaruh besar terhadap pembentukan watak pemain. Oleh karena itu sebagai seorang pelatih anda memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengajarkan prinsip-prinsipkehidupan yang benar seperti: kejujuran, fair flay, pantang menyerah, juga disiplin.
d. watak masing-masing pribadi
bagaimanapun juga setiap orang memiliki cirri khas keoribadian yang terlepas dari pengaruh lingkungan, didikan orangtua, dan kultur bangsanya. Watak dasar inilah yang juga menentukan mampu tidaknya individu untuk menraopkan gaya hidup penuh disiplin.
C. Faktor Latihan
Factor inilah yang menonjolkan peran seorang pelatih dengan jelas sekali. Pemain perlu diarahkan untuk berlatih dengan benar. Disinilah peran pelatih
Dibutuhkan secara nyata. Dengan program yang terarah pelatih membentuk baik timmaupun individu.diusia yang relative lanjut dalam dunia persepakbolaan ( 18 tahun keatas ), fungsinya pelatih lebih tertuju kepada pembentukan tim. Lain halnya dengan pelatih usia muda. Pelatih pemain berusia 18 tahun kebawah dapat membentuk tim dan masing-masing pemain. Pelatih-pelatih terpaksa memoles teknik individu pemainnya karena program latihan pemain muda usia masih tidak terpadu dan jelas di Negara yang memiliki potensi besar ini. Minimnya pelajaran dasar bermain sepak bola baik secara tim maupun individu pada masa kecil menyebabkan banyak pemain propesional Indonesia, bahkan pemain ansional sekalipun, masih sering kecolongan dalam penempatan posisi, lemah dalam hal pergerakan tanpa bola dan lain sebagainya. Situasi ini memprihatinkan ini bisa kita ubah bersama.
D. Faktor Keberuntungan
Diakui atau tidak keberuntungan memainkan peran yang besar dalam kehidupan. Begitu juga dunia sepak bola tidak luput dengan aroma keberuntungan didalam menggapai kesuksesan. Sering kita dapatkan contoh-contoh dimana seorang pemain yang sebenarnya memiliki potensi yang tinggi tidak berhasil bermain dilevel tinggi. Karena tidak terpantau oleh pemandu bakat atau juga karena tidak memiliki koneksi mengakibatkan banyak pemain berkualitas tinggi gagal menggapai kesuksesan. Akan tetapi, sedikit banyak keberuntungan itu bisadipaksa- kan. Artinya pelatih dan pemain harus aktif mencari perhatian dari tokoh-tokoh sepak bola setempat Rajin-rajinlah memperluas jaringan dengan sebanyak mungkin orang yang berkecimpung didunia sepak bola. Sebuah pepatah Jerman bunyinya demikianb: “keberuntungan dating bagi mereka yang berusaha”. Pepatah lain yang sering penulis dengar di Indonesia juga patut untuk dihayati: “Berdoa dan berusahalah”.
Berikut beberapa anjuran bagi pelatihdalam mendidik agar kesuksesan dapat tercapai:
● canagkan pentingnya kedisiplinan
● Anjurkan makanan-makanan bergizi, hidup sehat, dan istirahat yang cukup
● jadilah contoh yang baik. Anda sendiri harus jujur, fair flay dan disiplin tinggi kalau inginb anak didik anda melakukan hal yang sama. Bagaiman seorang pelatih bisa berharap didengar oleh pemainnya saat mengkhotbahkan anti suap, misalnya, padahal dirinya sendiri menyuruh pemain untuk mencuri umur. Untuk poin ini panutan saya adalah Otto Rehagel, pelatih Yunani saat ini. Impian beliau adalah suatu waktu menjadi pelatih kepala timnas Jerman. Impian ini bisa menjadi kenyataan.
Sukses menjuarai Piala Eropa 2004 di Portugal. Rehagel menolak, walau hatinya serasa teriris-iris. Rehagel menjelaskan. Ia tidak bisa meninggalkan Yunani karena masih harus menyelesaikan kontraknya. Bagaimana saya bisa meninggalkan Yunani. Jelas Rehagel, padahal seumur hidup saya selalu menekankan kepada pemain pentingnya menghargai kontrak yang sudah disepakati bersama. Luar biasa, Otto Rehagel!
● Luaskan wawasan anda sebagai pelatih. Never stop learning. Jangan pernah berhenti belajar. Setiap pelatih mempunyai kelemahan yang bisa kita pelajari. Jangan angkuh. Baca buku-buku dan internet site berkualitas mengenai ilmu kepelatiahan. Hadirilah konferensiatau seminar kepelatihan seseorang mungkin. Senior saya, Drs Rohanda, adalah salah satu contoh positif dalam hal ini. Walau kenyang pengalaman di liga Indonesia., beliau tidak pernah berhenti belajar, bahkan dari pelatih-pelatih muda sekalipun.
● Buatlah program yang terarah. Canagkan gol jangka panjang dan pendek berdasarkan kelemahan dan kelebihan materi pemain yang anda asuh.
PEMBENTUKAN PROGRAM LATIHAN
Program laatihan harus terarah. Artinya setiap porsi latihan mempunyai fungsi mendekatkan pemain kearah jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk itu poerlu ada [erencanaan yang matang serta record keeping ( pemantauan tercatat ). Dalam proses merencanakan program latihan perlu diperhatikan : (1) umur pemain (2) level permainan sang pemain.
A. Program Latihan Anak-anak
Pada umur yang muda program latihan sebaiknya lebih terfokuskan kepada teknik bermain dan pembentukan karakter pemain tanpa melupakan factor kesenagangan dalam bermain atau fun aspect
Johan Cryuff, pemain tersohor asal belanda, pernah berkata bahwa pembentukan pemain sebagaian besar terjadi sebelum anak berusia 14 tahun. Jangan harap, Cryuff berpendapat, seorang pemain bisa menjadi hebat apabila pada saat ia usia berumur 14 tahun teknik-teknik dasar belum dikuasainya. Dalam rangka mencanangkanteknik-teknik dasar tersebut program latihhan untuk anak-anak pelu mencakup aspek-aspek dibawah ini:
1. konsep 7 vs 7
Berilah kesempatan kepada pemain muda untuk mendapatkan bola sebanyak mungkin. Pola 7 vs7 diatas lahan sekitar 30 m x 40 m memberikan kesempatan bagi pemain untuk mengolah bola sering mungkin.
2. Repetition
Program latihan anak-anak hendaknya memungkinkan pemain mengulang ajaran atau teknik yang diberikan sesering mungkin. Hindari antrian yang panjang dengan cara membagi pemain kedalam beberapa kelompok. Walaupun variasi dalam berlatih itu penting demi fun aspectdalam bermain. Pelatih hendaknya mengasah teknik-teknik dasar sesering mungkin. Reapet atau ulangi ajaran-ajaran anda sehingga anak-anak mampu mengingat dan melakukannya.
3. Supervision
Pemain membutuhkan perhatian. Terlebih lagi pemain muda. Untuk itu pelatih harus jeli dalam memantau pemainnya. Hindari kemalasan mengoreksi pemain. Sebaliknya, pelatih harus selalu menghimbau, memuji, dan memperagakan tekniuk bermain yang benar kepada pemain tanpa mengenal leleah. Untuk program latihan itu sendiri, pastikan rancanagan latihan yang anda susun mencakup empat pilar yang akan dibahas dibawah ini.
B. Empat Pilar Latihan yang Berbobot.
Pilar Pertama :
pembentukan teknik pemain Pembentukan teknik bermain hendaknya mencakup hal-hal seperti shooting, dribbling, trik i9ndividu gunamelewati lawan, control bola, heasing, passing, berputar dengan bola, serta teknik berlari yang benar. Untuk contoh-contoh latihan yang bisa anda pergunakan guna memoles teknik-teknik.
Pilar kedua :
meningkatkan fisik pemainTeknik yang hebat tidak akan banyak berarti apa-apa bila tidak didukung oleh stamina yang prima. Seorang pemain idealnya bisa menyerang dan berthan seslama 90 menitpenuh. Stamina yang tinggi adalah syarat mutlak agar pemain mampu melakukannya. Kesalahan teknik akan makin sering terjadi pada saat stamina menurun. Selain itu bagaimana bisa seorang penyerang mencetak gol, misalnya, apabila ia tidak mampu menempatkan diri ditempat yang benar dikarenakan fisik yang loyo. Oleh karena itu tekankan pada pemain bahwa latihan fisik adalah kawan dan bukan lawan ataupun musuh yang harus dibenci dan dihindari. Kesimpulannya jelas: pembinaan fisik pemain tidak boleh diabaikan karena andil stamina itu sendiri begitu besar di dalam bermain sepak bola. Untuk contoh-contoh melatih fisik secara kreatif dan tidak membosankanlihat.
Pilar ketiga :
menanamkan pengertian permainan atau “knowledge of the game” kepada pemain Yang dimaksid denganpengertian permainan adalah hal-hal sebagai berikut:
- mengenal system-sistem atau pola-pola yang sering digunakan dengan baik.
- mengerti bagaimana dan dimana harus menempatkan diri pada saat bola dikuasai lawan.
- mengerti bagaimana dan dimana harus menempatkan diri kuasai teman.
- mengerti konsep-konsep dasar dalam menyerang seperti one-two, pantulan, umpan terobosan, overlap, kapan menggiring bola, kapan harus melepaskan tendangan dan lain-lain. Pemain juga harus mampu mengkombinasikan konsep-konsep tadi dengan te[at sesuai situasi di lapangan sehingga serangan tidak terkesan asal-asalan. Saat berlatih banyak pakar merekomendasikan metode freeze atau pembekuan latihan guna mengajarkan kepada pemain alur bola serta kombinasi lebih tepat untuk dilakukan. Membekukan latihan artinya meniup peluit dan memerintahkan pemain untuktetap berdiri ditempat masing-masing dan jangan bergerak. Pelatih kemudian memberikan pengarahan kepada pemain tentang alur bola yang lebih baik sebelum meniup pluit kembali tanda di lanjutkannya latihan.
- mengenal taktik praktis saat bermain. Mendribble bola, misalnya, akan memperlambat tempo permainan. Di pihak lain bermain dengan jumlah sentuhan sedikit mungkin akan mempercepat tempo permainan. Tempo permainan yang cepat berguna untuk membuka pertahanan lawan, namun pada saat yang sama juga akan membuka pertahanan tim sendiri. Disini kejelian pemain menarik ulur tempo permainan sangat diperlukan. Gunakan metode de freeze dalam melatih hal ini. Apabila anda melihat pertahanan kurang terkordinir, misalnya, minta pemain untuk memperlambat tempodengan menahan bola dikaki ebih lama, mengumpan kesamping atau mengumpan kebellakang.
- kemampuan pemain saat menyerang untuk melihat dua sampai tiga flay kedepan. Disini dibutuhkan kekompokan visi antara pemain. Cara melatihnya juga menggunakan metode freeze. Lakukan Tanya jawab dengan pemain yang baru saja melepaskan umpan. Tanya apa yang kira-kira akan dilkaukan oleh pemain yang menerima umpan. Cocokan jawaban pemain tadi dengan jawaban pemain yang menerima umpan. Kesamaan visi didalam bertahan dan menyerang sepeti layaknya pasukan tentara dimedan perang sangatlah penting artinya.
- kemampuan pemain saaat bertahan untuk membaca alur serangan lawan.agar mampu membaca alur serangan lawan, seorang pemain harus membiasakan diri melihat baik bola maupun posisi pemain-pemain lawan lain secara bersamaan.
Pilar keempat :
pembinaan mental pemain Banyak makna yang terkandung dalam kata “mental”. Kita sering mendengar bahwa pemain-pemain Indonesia lemah Dalam hal mental bermain. Dan memang faktanya banyak pemain kita memiliki kelemahan dalam hal ini. Saya bahkan berani beranggapan bahwa rendahnya prestasi persepak bolaan bangsa kita terutama disebabkan diabaikannya factor pembinaan menta pemain.oleh karena itu ada baiknya pelatih tidak melupakan pilar ini saat menyusun program latihan.
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih Sudah Mengunjungi Blog Kami